SEJARAH GERAKAN PRAMUKA DI DUNIA
Gerakan
Pramuka tidak terlepas dari peran tokoh Pramuka yang bernama Robert Baden
Powell. Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja
di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang
menjadi gerakan kepramukaan. Oleh karena itu kita sebagai seorang pramuka
haruslah mengetahui riwayat hidup beliau.
A.
RIWAYAT
BADEN POWELL
Baden Powell lahir di London , Inggris
pada tanggal 22 Februari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth Baden Powell.
Nama Baden Powell diambil dari nama ayahnya Domine HG Baden Powell, seorang
Profesor geometri di Universitas Oxford. Ayahnya meninggal paad saat Stephenson
masih berusia 3 tahun. Ibunya adalah putri seorang Admiral Kerajaan Inggris
bernama WT Smyth. Jadi Boden Powell merupakan keturunan seorang ilmuwan dan
keturunan petualang di pihak lain.
Tahun 1870, Baden
Powell memasuki Charterhouse School di London dengan beasiswa. Ia bukan seorang
siswa yang luar biasa , tetapi ia adalah seorang yang giat. Ketangkasannya
dalam bidang olahraga terutama sebagai penjaga gawang kesebelasan sekolah dan
bakatnya dalam bidang seni seperti drama dan musik menjadikannya pusat
perhatian. Baden Powell juga pandai menggambar, bakat ini kemudian memudahkannya
menghiasi karangan-karangannya sendiri.
Baden Powell
menamatkan pendidikan di Charterhouse School pada usia sembilan belas tahun.
Beberapa waktu setelah sekolahnya selesai, Baden Powell berangkat ke India
sebagai pembantu Letnan dalam resimennya yang terkenal pada perang Krim -
Charge of the Light Brigade. Selain prestasinya dalam ketentaraan yaitu menjadi
kapten pada usia 26 tahun, ia dikenal sebagai pemburu babi hutan di India dan
memperoleh piala “pigstiking” . Olahraga ini sangat dihargai di India karena
babi hutan dianggap satu-satunya binatang yang berani minum bersama harimau.
Pada tahun 1887,
Baden Powell berangkat ke Afrika , untuk ikut serta berperang melawan suku Zulu
, kemudian Suku Anshati dan Suku Matabele. Karena keberanian dan kepandaiannya,
penduduk Afrika menjulukinya dengan “impeesa” yang berarti srigala yang tidak
pernah tidur. Karena kecakapannya itu, tahun 1899 pangkatnya telah dinaikkan
menjadi kolonel.
Pada waktu itu
hubungan Inggris dengan Transval (Afrika Selatan) telah memuncak pada titik
perpecahan. Baden Powell membentuk dua batalion pemburu berkuda dan berangkat
ke Mafeking. Perang pecah pada tanggal 13 Oktober 1899. Selama 217 hari Baden
Powell berhasil menguasai dan mempertahankan Mafeking dari kepungan Bangsa Boer
yanng jumlahnya jauh lebih besar. Baden Powell dapat mempertahankan kota
tersebut sampai akhirnya datang bantuan pada tanggal 18 Mei 1900. Boden Powell
kemudian berpangkat Mayor Jenderal dan menjadi pahlawan bangsanya.
Tahun 1901 Baden
Powell kembali ke Inggris . Ia kemudian menulis buku yang diperuntukan bagi
prajurit muda “Aids to Scouting”. Buku tersebut sangat terkenal dan digemari
bukan saja oleh para prajurit melainkan juga oleh masyarakat Inggris khususnya
para remaja. Dalam satu bulan saja terjual 60.000 buku , karena masyarakat muda
dan tua menggemari buku ini . Surat-suratpun berdatangan terutama dair anak-anak
yang menginginkan sesuatu yang lebih kongkrit dari cerita dalam buku. Baden
Powell menyadari suatu panggilan untuk membantu anak-anak negaranya.
Atas desakan
tersebut berkumpulah 21 orang pemuda dari berbagai lapisan masyarakat yang
bergabung dalam Boys Brigade di bawah pimpinan Wiliam Smyth mengikuti
perkemahan pada tanggal 25 Juli 1907 di Brownsea Island selama delapan hari.
Dalam perkemahan itu dipraktekan cara-cara memasak , berenang , menyelidik,
merintis, permainan, mengembara serta api unggun dan lain-lain. Perkemahan
tesebut terselenggara dengan baik dan kemudian dijadikan sebagai perkemahan
Pramuka pertama.
Sesudah perkemahan
tersebut , dua minggu sekali diterbitkan buletin “A Handbook for instruction in
Good Citinzenship Trough Woodcraft”. Isi buletin ini diambil dari buku Aids to
Scouting dan pengalaman saat berkemah di Brownsea Island. Setelah enam kali
terbit buletin ini kemudian dibukukan menjadi buku “Scouting for Boys”.
Beberapa saat setelah buku ini diterbitkan dan dijual di toko-toko buku maupun
tempat penjualan surat kabar , maka terbentuklah regu-regu dan pasukan dari
berbagai lapisan masyarakat. Dengan terbitnya buku ini kemudian menyebar ke
seluruh Inggris, Eropa kemudian benua-benua yang lain.
Setahun kemudian
Baden Powell menyelenggarakan perkemahan kepramukaan yang kedua di tempat yang
sama dengan jumlah Pramuka sebanyak 1.500 anak. Dua tahun kemudian menjadi
109.000 anak dan diikuti oleh negara-negara Eropa yang akhirnya menyebar ke
seluruh dunia. Akhirnya Baden Powell memutuskan untuk mengundurkan diri dari
ketentaraan pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan Jendral dan mengabdikan
dirinya untuk menumbuhkembangkan kepramukaan .
Pada tahun 1912 ,
Baden Powell mengadakan perjalanan keliling dunia untuk meninjau perkembangan
kepramukaan di berbagai negara. Pada tahun inilah permulaan kepramukaan
dinyatakan sebagai persaudaraan sedunia . Tahun1920 di London berkumpul Pramuka
dari seluruh dunia untuk mengadakan Jambore pertama di dunia . pada malam
terakhir yaitu pada tanggal 6 Agustus 1920 , Baden Powell diangkat sebagai
Chief Scout of the world .Bapak Pramuka sedunia. Pada tahun 1929, Baden Powell
dianugerahi Raja George V dengan julukan bangsawan Lord Baden Powell of
Gilwell.
Di usianya ke
delapanpuluh tahun ia kembali ke Afrika yang dicintainya. Walaupun Baden Powell
tidak menyetujui penjajahan yang dilakukan oleh negaranya , ia telah menunjukan
kesetiaan terhadap negara dan rajanya . Baden Powell meninggal di Kenya di
suatu tempat yang tertera pada tanggal 8 Januari 1941 , sebulan sebelum ulang
tahunnya yang keelapan puluh empat.
Sebelum meninggal
Baden Powell membuat sebuah pesan untuk para Pramuka yang berisi :
Pramuka-pramuka
yang kucinta
Jika kamu pernah
melihat sandiwara Peter Pan, maka kamu akan melihat mengapa pemimpin bajak laut
selalu membuat pesan-pesannya sebelum meninggal, karena ia takut, kalau-kalau
tidak akan sempat lagi mengeluarkan isi hatinya, jika saat ia menutup matanya
telah tiba.
Demikian halnya
dengan diriku. Meskipun waktu ini aku belum meninggal, namun saat itu akan tiba
juga bagiku. Oleh karena itu aku ingin menyampaikan kepadamu sekedar kata perpisahan
untuk minta diri……………
Ingatlah, ini
adalah pesanku yang terakhir bagimu. Oleh karena itu, renungkanlah!
Hidupku adalah
sangat bahagia dan harapanku mudah-mudahan kamu sekalian masing-masing juga
mengenyam kebahagiaan dalam hidupmu sepeti aku. Saya yakin bahwa Tuhan
menciptakan kita dalam dunia yang bahagia ini untuk hidup berbahagia dan
bergembira. Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari jabatan yang
menguntungkan, ataupun kesenangan bagi diri sendiri. Jalan menuju kebahagiaan
adalah membuat dirimu lahir dan batin sehat dan kuat pada waktu kamu masih
anak-anak, sehingga kamu dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati hidup,
jika kamu kelak telah dewasa. Usaha menyelidiki alam akan menimbulkan kesadaran
dalam hatimu, betapa banyaknya keindahan dan keajaiban yang diciptakan Tuhan di
dunia ini supaya kamu dapat menikmatinya.
Lebih baik melihat
kebagusan-kebagusan suatu hal daripada mencari kejelekan-kejelekan. Jalan nyata
yang menuju kebahagiaan ialah membahagiakan orang lain. Berusahalah agar kamu
dapat meninggalkan dunia ini dalam keadaan yang lebih baik daripada tatkala
kamu tiba didalamnya. Dan bila giliranmu tiba untuk meninggal, maka kamu akan
meninggal dengan puas, karena kamu tidak menyia-nyiakan waktumu, akan tetapi
kamu telah mempergunakannya sebaik-baiknya. Sedialah untuk hidup dan meninggal
dengan bahagia. Masukkanlah paham itu senantiasa dalam Janji Pramukamu,
meskipun kamu sudah bukan kanak-kanak lagi dan Tuhan akan berkenan memberikan
karunia pertolongan padamu dalam usahamu.
Baden Powell yang
berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya :
a.
Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka
mendapatkan pembinaan watak ibunya.
b.
Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan
berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya.
c.
Sifat
Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara,
berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.
d.
Pengalaman
di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil
mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih
panca indera kepada Kimball O’Hara.
e.
Terkepung
bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan
makan.
f.
Pengalaman
mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja
Dinizulu.
B.
SEJARAH
GERAKAN PRAMUKA DUNIA
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis
pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan
tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat
tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi
kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan
beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl
Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia
siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan
Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli
si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina
Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F.
de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian
digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1918 beliau
membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922
beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku
ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai
bahagia.
Tahun 1920 dibentuk Deewan
Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris
dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa
Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva,
Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro
Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris).
Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965
diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai
Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra
mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan
Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5
kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia
yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara
dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief
Scout of The World).
Setelah
jambore pertama kemudian dilaksanakan jambore- jambore dunia selanjutnya yaitu
:
Tahun 1924 Jambore II
di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
Tahun 1929 Jambore III di
Arrow Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore IV di
Godollo, Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore V di
Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
Tahun 1947 Jambore VI di
Moisson, Perancis
Tahun 1951 Jambore VII di
Salz Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII di
sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore X di
Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore XI di
Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XII di
Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore XIII di
Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XIV di
Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore XV di
Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia
Tahun 1991 Jambore XVII di
Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore XVIII di
Belanda
Tahun 1999 Jambore XIX di
Chili, Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XX di
Thailand
SEJARAH GERAKAN PRAMUKA DI INDONESIA
A.
MASA
HINDIA BELANDA
Adanya kepramukaan yang tersebar di Indonesia tidak dapat
dipungkiri dari adanya pengaruh Belanda saat menjajah Indonesia. Bangsa Belanda
yang menyebarkan dan memperkenalkan ajaran Baden Powell ikut andil di
Indonesia.
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia
mempunyai "saham" besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan
Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepanduan nasional Indonesia.
Dalam perkembangan pendidikan kepanduan itu tampak adanya dorongan dan semangat
untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.
Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya
cabang "Nederlandsche Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912,
yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian
berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging"
(NIPV) pada tahun 1916.
Organisasi
Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche Padvinders
Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.
Kenyataan
bahwa kepanduan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di
atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang
pada 1920 berganti nama menjadi "Hizbul Wathan" (HW); "Nationale
Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan
"Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi
"Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP,
Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten
Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan
oleh Pemuda Indonesia.
Hasrat bersatu
bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya
PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi
dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.
Federasi ini
tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930
berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong
Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java
Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).
PAPI kemudian
berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada
bulan April 1938.
Antara tahun
1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernapas utama
kebangsaan maupun bernapas agama. kepanduan yang bernapas kebangsaan antara
lain :
1.
Pandu Indonesia (PI)
2.
Padvinders
Organisatie Pasundan (POP)
3.
Pandu
Kesultanan (PK)
4.
Sinar
Pandu Kita (SPK)
5.
Kepanduan
Rakyat Indonesia (KRI).
Sedangkan yang bernapas agama antara lain :
1.
Pandu
Ansor, Al Wathoni
2.
Hizbul
Wathan
3.
Kepanduan
Islam Indonesia (KII)
4.
Islamitische
Padvinders Organisatie (IPO)
5.
Tri
Darma (Kristen)
6.
Kepanduan
Azas Katolik Indonesia (KAKI)
7.
Kepanduan
Masehi Indonesia (KMI).
Sebagai upaya
untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan
Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini
mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan,
yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia
Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di
Yogyakarta.
B.
MASA
KEPENDUDUKAN JEPANG
Pada masa Perang
Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan
Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepanduan,
dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan.
Bukan hanya itu, semangat kepanduan tetap menyala di dada para
anggotanya.Karena Pramuka merupakan suatu organisai yang menjungjung tinggi
nilai persatuan.Oleh karena itulah bangsa jepang tidak mengijinkan Pramuka
tetap lahir di bumi pertiwi.
C.
MASA
REPUBLIK INDONESIA/ MASA MENJELANG GERAKAN PRAMUKA
Sebulan sesudah
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepanduan berkumpul
di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan
Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah
organisasi kepanduan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan
Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.
Kongres yang
dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan
hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh
segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan
Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi
kepanduan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit
dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada
peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman
gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa
Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang
membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang
diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya
perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri
Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Masa perjuangan
bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi
para anggota pergerakan kepanduan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode
perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada
waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada
tanggal 20-22 Januari 1950.
Kongres ini antara
lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada
golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing
dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi
satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan
K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah
bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepanduan di
Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu
berakhir sudah.
Mungkin
agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri
No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepanduan menga-dakan
konfersensi di Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951
diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.
Dan pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota kepanduan sedunia.
IPINDO merupakan
federasi bagi organisasi kepanduan putera, sedangkan bagi organisasi puteri
terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan
POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini
pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam
perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan
Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore
Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955,
Jakarta.
IPINDO sebagai
wadah pelaksana kegiatan kepanduan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat
gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepanduan.
Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957. Seminar Tugu ini
meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap
gerakan kepanduan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang
ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah
RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa
Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".
Kalau Jambore untuk
putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan
perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat.
Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan
kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
D.
MASA
KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA
Peraturan yang
timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960,
tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana.
Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar
pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang
kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan
menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30).
Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powell (Lampiran
C Ayat 8).
Ketetapan itu
memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah
Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin
gerakan kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam
itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui,
metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan
yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia
yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono,
Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan
Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu
pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961
tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan
Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada
tanggal 9 Maret 1961.
Masih dalam bulan
April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11
April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini
terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh,
Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang
kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan
Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa
yang saling berkaitan yaitu :
1.
Pidato
Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili
organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di
Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN
PRAMUKA
2.
Diterbitkannya
Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan
Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi
kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak
dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang
dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka
dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional,
namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah
untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai
HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
3.
Pernyataan
para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri
ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada
tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN
PRAMUKA.
4.
Pelantikan
Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk
diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan
Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada
tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
E.
GERAKAN
PRAMUKA DIPERKENALKAN
Pidato Presiden
pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi
Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh
karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus
dan anggotanya.
Menurut Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan
Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
dan Kwartir Nasional Harian.
Badan
Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat
17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk
dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.
Namun demikian
dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal
14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70
anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara
anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Di dalam Mapinas struktur
organisasinya sebagai berikut :
1.
Ketua : Dr. Ir. Soekarno
2.
Wakil
Ketua I : Sri Sultan Hamengku
Buwono IX
3.
Wakil
Ketua II : Brigjen TNI Dr.A. Aziz
Saleh.
Sementara itu dalam
Kwarnas struktur organisasinya sebgai berikut :
1.
Ketua : Sri Sultan Hamengku
Buwono IX
2.
Wakil
ketua : Brigjen TNI Dr.A. Aziz
Saleh
Gerakan Pramuka
secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14
Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di
Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel
Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan
berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan
pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di
Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan
berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961)
yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
Peristiwa
perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA
yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar