Asesmen kinerja adalah suatu penilaian terhadap proses
lerolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran
yang menunjuk kemampuan siswa dalam proses dan produk. Jadi asesmen kinerja
lebih menekankan pada keterampilan proses seorang siswa dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan dan produknya. Dalam penilaian kinerja ini guru mengamati
siswa saat siswa sedang bekerja atau melakukan tugas belajar. Dapat pula
menguji hasil- hasil yang dapat dicapai, serta menilai tingkat penguasaan yang
dicapai siswa.
Berdasarkan
cara melaksanakan asesmen kinerja, dapat dikelompokan menjadi:
1.
Asesmen
kinerja klasikal untuk mengakses kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu
kelas secara keseluruhan.
2.
Asesmen
kinerja kelompok untuk mengakses kinerja siswa secara kelompok.
3.
Asesmen
kinerja individu untuk mengakses kinerja siswa secara individu.
Tahapan dalam membuat perencanaan asesmen kinerja:
1.
Fase
1
Pada
tahap ini ditentukan jenis kinerja apa yang ingin dinilai. Misalnya kemampuan
menggunakan mikroskop dapat diurai menjadi cara membawa mikroskop yang benar,
menggunakan lensa dengan pembesaran kecil terlebih dahulu, mengatur
pencahayaan, memasang preparat, dan memfokuskan bayangan benda. Dalam klasifikasi
kinerja, pemakai bebas memilih dari suatu rentangan sasaran prestasi yang
mungkin, dan asesmen kinerja dapat difokuskan pada sasaran- sasaran khusus
dengan mengambil tiga keputusan desain yaitu merumuskan jenis kinerja yang
dinilai, mengidentifikasi siapa yang akan dinilai, dan menetapkan kriteria
kinerja.
2.
Fase
2
Di
dalam fase 2 merupakan fase mendesain latihan- latihan kinerja. Setelah kinerja
yang akan dinilai telah ditentukan tahap berikutnya adalah menyediakan
pembelajaran yang memungkinkan aspek kinerja yang akan dinilai dapat muncul.
Misalnya guru akan menilai kemampuan menggunakan mikroskop, maka KBM yang
dipersiapkan adalah praktikum dengan menggunakan mikroskop. Di dalam kegiatan
pengembangan latihan harus dipikirkan hal- hal yang menyebabkan siswa melakukan
perbuatan tertentu yang dapat merefleksikan tingkat penguasaan/ kecakapan/
prestasi yang dicapai. Karena itu, dalam hal ini harus dipertimbangkan hakikat
latihan, banyaknya latihan yang dibutuhkan dan petunjuk- petunjuk aktual bagi
siswa untuk melakukan latihan tersebut.
3.
Fase
3
Pada
tahap ini merupakan tahap penskoran dan perekaman/ pencatatan hasil. Di dalam
penskoran, penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar faktor
subjektif dapat diperkecil dan hasil penilaian dapat lebih akurat. Penilaian
untuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftak cek (ya- tidak) atau
skala rentang (sangat baik- baik- agak baik- tidak baik).
Berikut
ini contoh assesmen kinerja dalam menggunakan mikroskop dengan teknik penilai
daftar ceklis.
No.
|
Aspek penilaian
|
Skala
|
||
Ya
|
Tidak
|
|||
|
Membawa mikroskop dengan benar
|
|
|
|
|
Menggunakan lensa dengan perbesaran kecil terlebih dahulu
|
|
|
|
|
Mengatur pencahayaan
|
|
|
|
|
Memasang preparat
|
|
|
|
|
Menfokuskan bayangan benda
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar