Bahan
ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis
maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk
belajar. Bahan ajar yang
ada dapat berbentuk bahan cetak, audio, visual, audio visual, dan Multi media. Contoh
dari bahan ajar berbentuk cetak adalah handout, buku, modul, lembar kerja siswa
(LKS), dan lain- lain. Dan contoh dari bahan ajar berbentuk audio yang di mana
adalah radio, kaset, CD audio. Sedangkan bahan visual dapat berbentuk foto,
gambar, model atau maket. Dan audio visual
dapat berupa video/ film maupun VCD. Dan Multi media dapat berbentuk CD
alternatif, Computer dan internet.
Dalam membuat suatu bahan ajar harus memperhatikan
beberapa aspek yaitu yang pertama judul bahan ajar. Dalam pembuatan judul bahan
ajar sebaiknya menggunakan judul yang unik dan bombastis. Hal ini dilakukan
untuk menarik perhatian pesta didik supaya lebih memperhatikan penyampaian
materi melalui bahan ajar. Yang kedua bahan ajar harus disesuaikan dengan model
pembelajaran yang digunakan, standar kompetensi, kompetensi dasar serta
indikator yang ada. Di dalam bahan ajar juga harus dilengkapi dengan petunjuk
belajar hal ini dapat ditujukan kepada siswa maupun kepada guru dalam penggunaan
bahan ajar. Selain itu bahan ajar yang dibuat harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Bahan ajar juga harus
dilengkapi dengan informasi pendukung. Aspek yang perlu diperhatikan yang
lainnya adalah latihan- latihan, petunjuk kerja dan penilaian untuk melakukan
evaluasi sehingga guru akan mengetahui keberhasilan belajar siswa.
Alur penyusunan bahan ajar pertama menentukan standar
kompetensi. Dari standar kompetensi kemudian menentukan kompetensi dasar yang
akan digunakan. Kemudian menentukan indikator dan membuat materi pembelajaran
yang akan digunakan sebagai acuan dalam membuat bahan ajar. Kemudian
merencanakan langkah- langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam proses
pembelajaran. Dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran inilah guru dapat
menggunakan bahan ajar dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Dalam penyusunan bahan ajar sebaiknya dapat menimbulkan
minat baca siswa, diitulis dan dirancang untuk siswa, menjelaskan tujuan
instruksional, disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel, struktur
berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai, memberi
kesempatan pada siswa untuk berlatih, mengakomodasi kesulitan siswa, memberikan
rangkuman, gaya penulisan komunikatif dan semi formal, kepadatan berdasar
kebutuhan siswa, dikemas untuk proses instruksional, mempunyai mekanisme untuk
mengumpulkan umpan balik dari siswa, menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.
Beberapa bentuk bahan ajar:
1.
Lembar
Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar
kegiatan siswa adalah Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Adapun struktur
LKS secara umum mengandung Judul, mata pelajaran, semester, tempat, petunjuk
belajar, kompetensi yang akan dicapai, indikator, informasi pendukung, tugas-tugas
dan langkah-langkah kerja, penilaian. Sedangkah langkah- langkah penyusunan
penulisan LKS adalah sebagai berikut:
1.
Melakukan
analisis kurikulum; SK, KD, indikator dan materi pembelajaran
2.
Menyusun
peta kebutuhan LKS
3.
Menentukan
judul LKS
4.
Menulis
LKS
5.
Menentukan
alat penilaian
2.
Modul
Modul
adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi
materi, metoda, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Modul dapat
berupa cetak maupun multimedia interaktif.
Tujuan
penulisan modul antara lain:
a.
Memperjelas
dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
b.
Mengatasi
keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau peserta diklat
maupun guru/instruktur.
c.
Dapat
digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti meningkatkan motivasi dan gairah
belajar bagi siswa atau peserta Diklat, mengembangkan kemampuan peserta didik
dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya, memungkinkan
siswa atau peserta diklat belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya, memungkinkan
siswa atau peserta diklat dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya.
Karakteristik modul antara lain:
1.
Self
instructional
Peserta
didik mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain.
2.
Self
contained
Seluruh
materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang
dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.
3.
Stand
alone
Modul
manual/multimedia yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak
harus digunakan bersama-sama dengan media lain.
4.
Adaptif
Modul
hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan
teknologi.
5.
User
friendly
Modul
hendaknya juga memenuhi kaidah bersahabat/akrab dengan pemakainya.
6.
Konsisten
Di
dalam sebuah modul dalam penggunaan front, spasi, dan tata letak harus sama.
7.
Format
Format
kolom tunggal atau multi
Format
kertas vertikal atau horisontal
Icon
yang mudah ditangkap.
Kerangka modul:
1.
Halaman
Sampul
2.
Halaman
Francis
3.
Kata
Pengantar
4.
Daftar
Isi
5.
Peta
Kedudukan Modul
6.
Glosarium
Tidak ada komentar:
Posting Komentar